RM-2 kleines Wörterbuch, sebuah memori untuk masa depan
Memiliki anak, merupakan "hadiah" terindah dalam sebuah ikatan pernikahan.
Menemani istri dalam masa kehamilan, menunggu proses kelahiran, melihat bagaimana si jabang bayi dilahirkan, serta mengawal ia dalam masa pertumbuhan, merupakan momen yang tidak bisa dibandingkan oleh apapun rasanya.
Mencoba menorehkan kebaikan dalam helai kain putih suci itu, merupakan hal utama saat status "orang tua" mulai disandang di bahu ayah-ibu. Membentuk generasi baru yang tentunya diharapkan bisa jauh lebih baik dari kondisi atau kehidupan orang tuanya saat ini. Pelajaran hidup yang pernah dirasakan, mulai di filtrasi, agar hanya saripati kebaikanlah yang sampai dan diajarkan kepada "titipan" illahi tadi.
====
Dan kunci untuk bisa menyampaikan tadi adalah dengan berkomunikasi. Dimana arti komunikasi itu sendiri adalah adanya timbal balik dalam menyampaikan informasi. Dan yang paling utama dalam penyampaian adalah lewat kata-kata, jauh sebelum pengenalan huruf yang kemudian dirangkai dan disusun dalam sebuah cerita dalam buku bacaan.
Informasi dalam sebuah kata itu sendiri terbentuk setelah mengenal objek, baik berupa bentuk, warna, maupun bangun. Tapi outputnya tetaplah sama...kata-kata yang terucap/ dilisankan.
Karena lisan ini pula-lah, diperlukan "koneksi" awal yang baik antara anak dan orang tua, agar terjadi komunikasi yang harmonis dan bisa dimengerti oleh kedua belah pihak. kalau teorinya sih, bisa diterima sender dan receiver agar terjadi efek setelahnya, kata Harold Lasswell di tahun 1948.
Nah, khusus untuk mengerti bahasa "baby" juga diperlukan "kamus" atau "worterbuch" dalam bahasa Jerman. Kamus ini tidak dujual bebas, tidak ada di toko-toko buku, namun justru dikumpulkan dan dibuat khusus sesuai dengan kata-kata yang diucapkan oleh sang baby tadi, dalam merespon kata yang diperkenalkan oleh orang tuanya.
Umumnya, kata pertama yang "otomatis" terucap dari seorang bayi adalah "mama" atau "papa" (anak-anak kami seluruhnya terucap "papa" sih pas mereka baru bisa bicara). Dari sinilah kemudian, tanda mereka sudah mampu menerima dan merekam memori kata dimulai....
===
Ketika diucap kata bakunya lalu disertai kata yang diucap RM-1 sewaktu belajar bicara, ternyata RM-2 menangkap dan mengucapkan kata baku tadi, tidak ada variasi kata yang keluar menjadi "kata baru". Jadi jelas, disini kami belajar bahwa tidak semua anak punya daya tangkap sama, punya kemampuan sama, dll walau diberi masukan yang sama.
Dan uniknya; entah bagaimana awalnya, tiba-tiba saja anak kami ini setiap kali kata dengan mengunakan awalan huruf "S" dilafalkan dengan "TS", jadi kata berakhiran huruf "S" jadi "ST". Padahal sebelumnya, pengucapannya normal saat dari mulai belajar bicara sampai lancar di usia 1-1,5 tahun. Jadi misalnya mengucap kata"susu" menjadi "tsutsu" dan "monas" menjadi "monast".
Karena itulah, kamus kecilnya ini rasanya tidak akan banyak variasi kata baru tadi, karena anak ini cenderung mengucapkan kata sesuai kata aslinya.
Berikut kamusnya anak ke-dua kami, RM-2 :
deket = teket
lapangan = laptangan
lapangan bola = laptangan bola
pesawat = sepawat
"Ayo, terus ajak bicara anak-anak kita agar kedepannya akan terjadi komunikasi harmonis antar orang tua. Belum lagi ikatan kuat antara orang tua dan anak akan terbentuk jika dipupuk sedini mungkin "
====
INTERMEZZO : mampir di channel youtube si RM-2 ini yah..
kamus anak kami lainnya :
RM-1
RM-3
RM-4
*akan terus diupdate, maklum sudah lupa-lupa lagi kata apa saja, karena baru di Pebruari 2020 ini, keinginan membuat tulisan ini (sebagai memori dia nanti saat mulai bisa berinternet ria) bisa dilakukan.
ReplyDeleteayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q