Caleg PKS bernama Nasrani dan ke'kepo'an Sosial Masyarakat Kita


Heboh di media sosial hari ini gara-gara ada seorang bernama "Kristen" yang dipromosikan lewat akun Instagram resmi milik DPP PKS pk_sejahtera, membuat banyak orang penasaran.

Bagaimana tidak, partai yang mengaku partai dakwah dan mengusung Islam sebagai pegangan terkuatnya ini, kok menampilkan sosok wanita berjilbab dengan mana "Full Kristen". Jangan-jangan...

====



Sosok wanita kelahiran asli Sleman tahun 1986 ini merupakan caleg Dapil 5 untuk kursi DPRD Kabupaten Sleman, tanah kelahirannya. 

Walaupun Ketua DPD PKS Kabupaten Sleman, Hasto Karyantoro enggan menanggapi perihal Agama yang dianut oleh kadernya itu, namun data online caleg menunjukkan bahwa sang kader memang pemeluk agama Islam.
Bahkan di kolom komen yang sudah mencapai 164 komentar netizen pada instagram yang memuat poster sang caleg, banyak tergali informasi lanjutan mengenai sosok perempuan bergelar Sarjana bidang Perikanan ini.

adhita.sriprabakusuma mengatakan "Beliau kakak angkatan saya dulu di Pertanian UGM. Beliau seorang muslim yang taat dan aktivis dakwah kampus yang gigih berjuang. Semangat berjuang di ranah siyasi, Mbak Sisca. Semoga Allah memberikan kekuatan lahir batin dan kemenangan yang hakiki. Aaamiin."
akunsidofi "Namanya rock and roll.."
desikurniaays "beliau bukan mu'allaf.. tapi memang orangtuanya masih nonmuslim 😁 #bantujawab mungkin sebaik bentuk kasihsayang beliau ke orangtuanya"
magda_gette Kalau boleh saran santa claus nya diganti gmn? Jadi Maryam misalnya🤗 tetap cemungud ya kak.✌️"

Begitu sebagian komentar yang saling menimpali mengenai nama sang caleg.

====

Jika kita menoreh ke belakang, tidak aneh sebetulnya dengan hubungan PKS dan Kristen ini. Di pemilu 2014, bahkan Anis Matta yang saat itu menjabat Presiden PK Sejahtera, disambut oleh Paduan Suara gereja saat mengunjungi NTT yang menyanyikan Mars PKS. Saat itu sempat pula terjadi kontroversi, karena ada unsur kata "Allah" di Mars tersebut yang menjadi ambigu karena perbedaan keyakinan yang dianut mayoritas pemeluk agama di PKS dengan Penyanyi Gereja.

Kemudian juga di Papua, Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Papua memiliki sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang bukan muslim. Bahkan, sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (setingkat kabupaten/ kota) juga diisi kader non-muslim. Inipula yang menjadikan PKS dipertanyakan sebagian pemilihnya yang melihat konsistensi partai ini terhadap Islam di Indonesia.

====

Terlepas dari itu semua. Agama yang dari dulu sudah biasa menjadi "barang dagangan" di Indonesia ini, masih sangat kental untuk dijadikan isu yang "renyah" dan "lezat" untuk dimakan, terlebih di era keterbukaan informasi seperti saat ini.

Jika dahulu, informasi akan tersebar di kelompok-kelompok tertentu saat ada pertemuan langsung, baik di warung, pasar, arisan, atau pertemuan lainnya. Saat ini, isu-isu tadi akan bertemu di ruang-ruang maya seperti grup pesan, media sosial, dll yang pergerakannya bisa secepat kilat dan bahkan tanpa sensor dan filter, terlebih isu tadi bisa saja ditambahkan atau dikurangi esensinya oleh si penerus pesan tadi.

====

Agama, yang sifatnya sangat personal dan hakiki ini bisa menjadi hak publik ketika sudah menjadi bahan diskusi di ruang-ruang maya tadi. Tidak ada lagi privasi yang sifatnya personal, baik si objek yang sedang diperbincangkan...apakah dia laki-laki, perempuan, anak kecil, pejabat, selebriti, atlet, maupun orang biasa. Ketika dia sudah menjadi "milik publik", bersiaplah ia untuk dikuliti !!

Sebut saja yang seadng menghangat saat ini selain Fransisca diatas yang menjadi caleg bernama "Kristen" namun berjilbab ini. Ada sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang baru saja lepas dari kurungannya, dan akan menikahi seorang wanita mantan Polisi bernama Puput yang merupakan ajudannya dahulu saat ia masih menjabat Gubernur DKI. Setelah Ahok bercerai dengan istrinya karena dugaan selingkuh isterinya yang sudah lama ditutup-tutupi, Ahok memutuskan akan menikahi Puput yang tentu saja harus berpindah agama dulu mengikuti agama yang dianut BTP alias Ahok. Hal ini, mejadi viral dan privasi Puput dan keluarganya yang merupakan "warga biasa" pun akhirnya terusik. Caci, maki, hujatan, menjadi nafas keseharian ia dan keluarganya sekarang.

Belum lagi, kasus-kasus pindah agama selebriti lainnya, baik yang keluar dari agama tertentu, maupun yang masuk ke sebuah agama dengan berbagai alasan. Sebut saja, Dian Sastro Wardoyo, Asmirandah, Happy Salma, Tama Blezinsky, Linswell Kwok, dan lainnya...merekapun sudah kenyang baik pujian, cacian, hujatan, yang diterima saat membuat keputusan berpindah agama tadi.
Banyak pula kita dengar kisah-kisah para "converter" (sebutan untuk orang yang berpindah agama) ini di masyarakat. Sebagai personal, kehidupan mereka rata-rata mengenaskan. Ada yang disiksa, dibuang dari daftar keluarga, diusir dan terlunta-lunta, dan ribuan kejadian lainnya di masyarakat kita. Dan sayangnya, peran media sosial ini justru lebih memberikan siksaan tambahan dan penghukuman sosial dibanding mencari jalan keluar dan keadilan bagi mereka.

====




Google mencatat bahwa warganet lebih penasaran dengan nama Lindswell Kwok saat dia menikah dan berpindah agama, daripada ketika Lindswell berhasil mendapatkan emas di Asian Games.
Puncak popularitas pencarian kata "Lindswell Kwok" terjadi pada 9 Desember dengan skala 100, sedangkan saat dia memenangkan medali emas, kepopulerannya hanya menunjuk pada skala 68.

Profesor Sosiologi dari Universitas Gajah Mada Sunyoto Usman menjelaskan bahwa fenomena pindah agama adalah sesuatu yang sejak lama wajar terjadi dalam masyarakat Indonesia.
"Saya kira pindah agama sudah lama terjadi, dulu penduduk Hindu dan Budha berpindah ke Islam, sebagian pindah Kristen," kata Sunyoto.

Akibat sejarah panjang perpindahan agama yang terjadi di Indonesia, pindah agama sudah terekam dalam perbendaharaan pengetahuan masyarakat. Apalagi jika pelaku pindah agama adalah memang seorang figur publik.
"Saat media menyampaikannya kepada publik, itu akan dengan mudah menarik perhatian karena dekat dengan perbendaharaan masyarakat," kata Sunyoto. Akibatnya, masyarakat terpicu untuk memberikan perhatian lebih, maupun mengomentari kejadian tersebut.

Begitupun dalam soal berpolitik.
Ia menambahkan bahwa Politisasi agama muncul ketika isu agama digunakan terus menerus sebagai bahan kampanye.
Tak jarang, kata pencarian populer terkait tokoh tertentu adalah bukan soal prestasinya, tapi soal agamanya.

Ini terjadi, karena "masih banyak pemilih yang tidak rasional, tapi memilih berdasarkan ikatan primordial," kata Profesor Sunyoto.
"Isu agama digunakan terus menerus karena itulah isu yang paling gampang dicerna. Agama, adat, dan popularitas dipakai untuk memikat pemilih yang masih banyak merupakan pemilih tradisional," kata dia.



So, mau kapan ini sampai terjadi jika agama terus menerus dijadikan "jualan" dalam berpolitik, sedangkan PRESTASI justru dikesampingkan ??


sumber 1        sumber 2         sumber 3         sumber 4 



2 comments:

  1. numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    ReplyDelete
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Powered by Blogger.