Bernyanyi Sebelum Tidur Pancing Literasi Anak ?
Untuk saya yang profesinya lebih sering pulang malam di hari kerja, terkadang suka sedih karena seringkali merasa kehilangan waktu bersama keluarga. Terkadang juga was-was karena tidak sepenuhnya mampu memantau apa saja yang terjadi di rumah selama saya mencari nafkah. Tapi ya mau gimana lagi, cuma doa dan usaha saya saja yang bisa saya lakukan dalam membina dan menjaga cita-cita pernikahan dan mengemban amanah Tuhan yang diberikan toh?
Terkait menjaga amanah soal anak, saya yang termasuk golongan telat dalam suka membaca buku ini ingin sekali mencoba "mengupgrade" kesukaan membaca ini kepada generasi penerus saya alias anak-anak saya saat itu...sedikit cita-cita sebelum menikah tentunya. Janji agar ketika nanti jika diamanahi anak dalam pernikahan, akan mencoba menularkan semagat dan kesukaan membaca ke keturunan saya, karena setelah suka membaca di awal-awal kuliah dahulu, ternyata membuat saya lebih terbuka dalam berfikir, lebih banyak tahu akan berbagai macam ilmu, dan lebih mengerti akan banyak hal terkait kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat...yang sebenarnya hal-hal tadi belum pernah saya lakukan, namun bisa menjadi pijakan langkah yang jika kemudian terjadi di diri saya pribadi, sayapun bisa mengatasinya dengan baik minimal mengikuti langkah-langkah dari contoh yang pernah saya baca sebelumnya.
Nah beranjak dari hal tadi, keinginan membuat anak suka membaca sejak dini akhirnya menjadi PR awal, selain bagaimana menjaga kesehatan dan memperhatikan tumbuh kembang anak sejak ia lahir. Setelah fase-fase tadi terlewati, kemudian mulailah penerapan "strategi" membawa anak untuk menyukai membaca...Ketika sang anak pertama kami masuk di usia6 bulan, dimana saat itu entah kenapa ia tidak bisa tidur sebelum papanya pulang ke rumah, menjadikan "kick starter" saya untuk mencoba beberapa teori yang pernah saya baca sebelumnya.
Bernyanyi adalah pilihan utama, selain untuk melepas penat sehabis bekerja, juga kami gunakan untuk memancing sang anak untuk mengikuti ucapan kata yang harapannya bisa memperlancar bicara kedepannya, selain juga menina bobo-kan karena waktu sudah beranjak pukul 11 malam atau bahkan pukul 1 pagi dini hari.
Keputusan memasukkan anak sejak masuk usia 3 tahun ke tingkat PAUD-lah yang menjadi "starter kick" saya untuk mencoba mengerjakan memantapkan "strategi" tadi. Anak pertama kami yang kemudian sudah berumur 4 tahun dan sudah memiliki adik yang berumur 2 tahun ini lah akhirnya mulai terlihat hasilnya.
Kebiasaan kakaknya yang tidak bisa tidur saat papanya belum pulang ke rumah, menular ke adiknya. Senang sekaligus sedih sebetulnya melihat anak-anak kecil ini belum juga memejamkan mata di pukul 11 malam atau bahkan pukul 1 pagi menunggu papanya kembali ke rumah...senang karena masih bisa bercanda dan ngobrol bersama mereka, sedih karena pasti mereka ngantuk, lelah, dan kesal mungkin menunggu papanya pulang, sedangkan mamanya sendiri (menurut pengakuan istri) sudah berkali-kali ketiduran saat kedua buah hati kami ini asik bermain berdua...
====
Berbicara soal "strategi" tadi, anak pertama kami sudah mulai lancar berbicara saat menginjak umur 10-11 bulan, dan setelah mampu berjalan di umur yang tidak begitu jauh setelah bisa berbicara, ia juga mampu menirukan gaya atau nyanyian yang bisa mereka lihat di layar kaca. sedangkan untuk anak ke 2, walaupun si kakak sudah mulai masuk PAUD, tetap saja rasanya "tidak tega" untuk mengajari mereka membaca dan menulis di rumah. Ingin rasanya keceriaan dan kegembiraan mereka tetap tumbuh tanpa diberikan "beban" memutar otak untuk menghapal bentuk, bunyi, dan pelafalan secara sekaligus untuk mengenal huruf, dan angka. Karena jelas, menurut yang saya baca dalam sebuah teori mengenai rentang masa perkembangan anak usia dini menurut Aristoteles dalam Santoso (2007:1.13) disebutkan bahwa :
1) Fase I adalah usia 0 tahun sampai 7 tahunFase ini disebut masa anak kecil, masa bermain.
2) Fase II adalah usia 7 tahun sampai dengan 14 tahunFase ini disebut masa anak, masa belajar dan masa sekolah rendah.
3) Fase III adalah usia 14 tahun sampai dengan 21 tahun
Fase ini disebut masa remaja atau masa pubertas.
Salah satu dorongan mengupgrade "strategi" tadi itupula, adalah analisa saya yang melihat mereka berdua suka sekali menonton film kartun DORA THE EXPLORER dan DISNEY CHANNEL, dimana segala bentuk pengetahuan tadi dibuat lebih banyak dalam bentuk nyanyian yang ditempel dalam sebuah cerita.
Yah....sedikit banyak, nyambung dengan teori-teori yang pernah saya baca, misalnya "Dalam pengembangan bahasa banyak sekali metode-metode yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak diantaranya adalah melalui kegitan bercerita, bermain peran, demonstrasi, bercakap-cakap, tanya jawab, bernyanyi dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari berbagai macam metode tersebut kegiatan bernyanyi merupakan salah satu metode yang dapat mendukung perkembangan anak melalui kegiatan bernyanyi anak diminta bernyanyi. Metode bernyanyi akan sangat berperan penting dalam pengembangan bahasa anak apabila dalam pelaksanaan lebih ditekankan dan lebih menstimulasi pada pengembangan bahasa anak, seperti pada saat bernyanyi anak dikenalkan kata demi kata lebih dahulu sehingga anak mengerti apa kata yang diucapkan anak tersebut. Melalui nyanyian yang sesuai, perbendaharaan bahasa, kreativitas serta kemampuan anak berimajinasi dapat mengembangkan daya pikir anak sehingga perkembangan inteligensinya dapat berlangsung dengan baik".
Nah, selain itu saya mengambil pula teori dari Kellough dalam Masitoh, dkk (2007: 1.14 – 1.15) mengenai hakikat perkembangan anak usia dini khususnya kelas umur TK, dimana disebutkan bahwa :
1) Anak bersifat unik;
2) Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan;
3) Anak bersifat aktif dan enerjik;
4) Anak itu egosentris;
5) Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal ;
6) Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang;
7) Anak umumnya kaya dengan fantasi ;
8) Anak masih mudah frustrasi;
9) Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak;
10) Anak memiliki daya perhatian yang pendek;11) Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
====
Hasilnya, hampir setiap malam sebelum tidur...yang awalnya hanya terjadi ritual bernyanyi sampai teler, kemudian mengalami pengembangan. Saya menambahkan alur cerita dalam ritual bernyanyi tadi, yang semata-mata merupakan modifikasi kreatif, berupa rangsangan fantasi dan ekploratif yang rasanya mampu menambah minat lagi terhadap apa yang mereka dengar sekaligus praktekkan bersama-sama sebelum kami semua tidur.
Alhamdulillah, efeknya sangat terasa. Seiring kesukaan anak pertama akan film kartun makin bertambah, DVD papanya seperti VOLTUS V, LIONMARU, GOOGLE V, POWER RANGERS, serta tayangan pay tv BEN 10, dll, cerita mengenai apa yang dilakukan selama di PAUD juga makin beragam dan mulai berani tampail di depan temen-temannya di sekolah. Sedangkan untuk anak ke-2, ia lebih ekspresif dan komunikatif... lebih cepat dibanding apa yang pernah dicapai kakaknya dahulu.
Sayangnya, setelah anak 3 kami lahir kegiatan ini bisa disebut alpa, seiring kembalinya kami ke rumah orang tua, dan saya yang semakin sibuk urusan pekerjaan diluar rumah dan sepertinya juga tidak dikerjakan oleh istri sebagai kegiatan rutin keluarga. Kini ketika anak ke 4 terdapat kendala motorik dalam berjalan (alhamdulillah kini sudah normal) dan lambat dalam melafalkan kata/ berbicara... Alhamdulillah 2 bulan terakhir, saya hidupkan kembali "program" ini dan hasilnya untuk anak ke 3 yang sudah mulai masuk TK bisa mulai mengejar ketinggalan perbendaharaan lagu-lagu anak dan mengikuti dengan baik kegitan belajar mengajar di sekolah, sedangkan anak ke 4 sudah mulai bisa lancar berbicara dan bahkan ikut menyanyi dari apa yang ia dengar dan hapal, sehingga menjadi keunikan dan kelucuan tersediri layaknya kakak-kakaknya yang terdahulu ketika mereka juga mulai belajar bernyanyi dan mencoba mneghapal lagu-lagu yang mereka dengar. Bahkan, si kecil ini sudah mampu membaca doa tidur yang setiap malam mereka dengar dari kakak-kakaknya yang mengeraskan bacannya sebelum tidur lho !!
Nah, kalau sudah begini, kemudian memang telihat semangat anak-anak dalam mencari-cari bacaan tambahan pada anak ke-1 dan anak ke-2 sejak mereka mulai masuk TK hingga saat ini. Keingin tahuan tadi terlihat dari seringnya mereka mengacak-acak buku bacaan papanya, membaca-baca komik, buku pengetahuan lain, atau membuka channel-channel youtube yang berisi pendidikan dan informasi...seru sih, belum lagi ketika mereka bertanya hal-hal yang mereka baca/ dengar tadi tapi papa mamanya juga gak tau jawabannya, hahahahahaha. Jadi ikut-ikutan belajar lagi deh.
====
Balik ke masalah bernyanyi.
Dari variasi tadi, memang kemudian yang terjadi adalah durasi untuk melakukan hal ini (bercerita sambil bernyanyi) akan lebih lama. Jika dahulu, ketika anaka pertama hanya ditreatment dengan bernyanyi saja memakan waktu 20-30 menit. Sedangkan ketika ditambahkan cerita didalamnya, bisa memakan waktu 60-90 menit sebelum kemudian tidur.
Mau tau kira-kira bagaimana cerita dan nyanyian itu kami lakukan ?
Ini nih...boleh dicontoh kok, dimodif juga silakan. silakan...silakan lho...(di klik saja yah yang dalam kurungnya;nanti diarahkan ke lirik lagunya, siapa tau pada lupa)
Suatu hari di hari minggu, di hutan Kancil merasa bosaaaannn sekali. Tapi tiba-tiba ayah kancil memanggil kancil untuk ikut ke kota untuk membeli makanan sambil jalan-jalan (bernyanyi lagu Naik Delman Istimewa).
Kancil senang sekali nemenin ayahnya jalan-jalan dan belanja, dan ayahnya mengajak Kancil untuk berjalan-jalan dulu keliling kota dengan becak, "Kancil, kita naik becak dulu yuk sebelum pulang. Kamu naik becak sendiri, ayah juga sendiri, mau gak?" Kata ayahnya ke si Kancil, "mau...mau...mau ayah" kata Si Kancil (bernyanyi lagu Naik Becak).
Tapi sayang pas sedang asiknya naik becak...kancil baru sadar kalu topinya hilang. Sambil clangak clinguk melihat sekeliling dan membuka-buka tas belanjaan ayahnya..."aduh...aduh...topiku dimana ya?" kata Si Kancil. Si tukang becak memberikan kancil sebuah topi, tapi Si Kancil bilang itu bukan topinya (bernyanyi lagu Topi Saya Bundar).
Sampailah mereka kembali ke rumahnya di tengah hutan. Si Kancil yang masih sedih gara-gara topinya hilang, melamun sambil melihat ke sekeliling rumahnya..."eh, itu kok ada cicak sih?" kata si Kancil (bernyanyi Cicak Di Dinding),
kemudian tidak lama terdengar suara air menetes di atap rumah keluarga si Kancil..."ah taunya hujan", kata Si Kancil kegirangan (bernyanyi Tik-Tik Bunyi Hujan).
Setelah hujan reda, dan udara segar sehabis hujan masuk lewat jendela kamar si Kancil...Si Kancil makin tersenyum lebar, karena dari balik jendela kamar di kejauhan terlihat jelas hamparan indah pelangi (bernyanyi lagu Pelangi).
Menikmati pelangi dari kejauhan ternyata membawa Kancil menjadi tenang hatinya, dan tidak terasa hari makin larut...suara-suara jangkrik, hembusan angin, dan burung hantu mulai terdengar (bernyanyi lagu Burung Hantu).
Tidak lama setelah itu, si kancil pun mulai melihat gemerlapnya bintang di langit...(bernyanyi lagu bintang kecil)
Kancilpun semakin mengantuk...sambil melihat bulan yang terang dan indah bersinar diatas sana (bernyanyi ambilkan bulan)
Pagi harinya, badan si kancil sudah segar kembali dan bersemangat (bernyanyi bangun tidur)
Sambil bercermin setelah mandi dan pakai baju, si kancil memperhatikan semua panca inderanya...ada apa aja panca indera hayooo (bernyanyi dua mata saya)
Setelah itu, kancil menuju ruang malan untuk sarapan bersama keluarganya, mereka saling sayang, menghormati dan menjaga (bernyanyi lagu sayang semuanya)
Tidak lama, terdengar suara kelinci sahabatnya..."kancil...kancil..kita main yuk ke rumahku", gitu terdengar suara si kelinci. Kancil bergegas menyelesaikan sarapannya dan minta ijin ayah ibunya untuk pamit bermain dan pergi bersama kelinci naik sepeda (bernyanyi lagu kring..kring..sepeda)
Di tengah jalan sambil bersepeda, kancil dan kelinci bernyanyi bersama. Mereka menyanyikan lagu aku anak sehat dan lagu balonku...yuk kita ikutan nyanyi kayak mereka (bernyanyi lagu aku anak sehat) (bernyanyi lagu balonku)
Mereka berdua terus mengayuh sepeda masing-masing menuju puncak gunung, karena rumah kelinci memang ada dibalik gunung yang memisahkan desa kancil dan kelinci (bernyanyi lagu naik gunung)
Di tengah-tengah pegunungan, kancil dan kelinci melihat burung kutilang yang sedang bertengger, indah dan khas sekali suara nya...coba gimana lagunya? (bernyanyi burung kutilang)
Akhirnya mereka berdua sampai di rumah kelinci, mereka disambut kebun bunga yang indah milik keluarga kelinci, dan si kelincipun bernyanyi...(bernyanyi lagu lihat kebunku)
Kancil yang tadi ikut melihat-lihat kebun bunga milik keluarga kelincipun kini fokus melihat banyak kupu-kupu yang beterbangan di tengah kebun, ia mendekati kupu-kupu tadi...(bernyanyi lagu kupu-kupu yang lucu)
Setelah bertemu orang tua si kelinci, mereka berdua langsung berlari kebelakang rumah untuk mengambil layang-layang dan siap menerbangkannya di halaman belakang (bernyanyi lagu layang-layang)
Tapi sayang, ditengah asiknya mereka bermain...terdengar ribut-ribut di depan rumah. Setelah dilihat, ternyata banyak warga hutan yang datang ke rumah kelinci mengatakan kalau kancil anak nakal (bernyanyi lagu si kancil nakal)
Kancil merasa ketakutan sekali...ia memang mengakui suka nakal dan iseng sehari-harinya. Orang tua kelinci akhirnya menjadi penengah dan meredakan warga hutan yang marah. Akhirnya, kelinci dihukum untuk membantu orang tua kelinci untuk bercocok tanam di kebun jagung samping rumahnya yang juga dibantu beberapa warga hutan lainnya (bernyanyi lagu menanam jagung)
Sambil mereka menggarap kebun, semua warga yang hadir bernyanyi riang bersama agar tidak terasa lelah mereka menyanyikan lagu nenek moyang pelaut dan kapal api (bernyanyi lagu nenek moyang pelaut) (bernyanyi lagu kapal api)
Menjelang sore hari, pekerjaan mereka selasai...sambil beristirahat, dan disuguhi banyak sekali makanan dan minuma oleh keluarga kelinci, mereka saling bermaafan dan bergembira ria sambil bernyanyi dan menari-nari (bernyanyi lagu potong bebek angsa)
Begitulah kisah kancil, kelinci dan warga hutan.
Sekarang waktunya tidur...baca do'a dulu yah...bismikalloh humma ahya wa bismika ammut...amiinnn...dah bobo.
(dan kamipun saling mencium tangan, plus saya cium satu persatu kening, dan ubun2 anak2 plus istri tentunya, berharap esok masih diberikan kesempatan bersama mereka semua untuk berinteraksi kembali sebagai bekal bersama di surga kelak)
sudah tayang di KOMPASIANA, klik disini
Leave a Comment